Belajar Ilmu Nahwu Shorof Tata Bahasa Arab Online
Nahwu, Balaghah, Mu'jam, Sharaf, Kamus, Terjemah dll. Blog Santri Fasih Mengaji Kitab Kuning. nahwusharaf.WordPress.com site
Pengertian Isim Ghair Munsharif, Mutamakkin Ghair Amkan » Alfiyah bait 649
–·•Ο•·–
مَا لا يَنْصَرِف
BAB ISIM TIDAK MUNSHARIF (Isim yg tidak bersuara tanwin)
الصَّرْفُ تَنْوِيْنٌ أتَى مُبَيِّنا ¤ مَعْنَى بِهِ يَكُونُ الاسْمُ أمْكَنَا
Sebutan
“ash-Shorfu” adalah berupa “Tanwin” yg menjelaskan suatu arti: bahwa
isim dengan tanwin ini disebut “Amkan” (lebih memungkinkan/lebih kuat
keadaan/kedudukan isimnya).
–·•Ο•·– |
1. Isim Mabni
2. Isim Mu’rob
Isim Mabni disebut Isim Ghair Mutamakkin/Tidak Mutamakkin (tidak menduduki pangkat keisiman) dikarenakan tidak dapat menerima perubahan harkat.
Sedangkan Isim Mu’rob disebut Mutamakkin yakni menduduki pangkat keisiman dikarenakan dapat menerima perubahan tanda-tanda i’rob. Isim Mutamakkin dibagi dua :
1. Isim Mutamakkin Amkan :
yaitu Isim yg dapat dimasuki oleh Tanwin yg disebut Tanwin Tamkin atau disebut juga Tanwin Tamakkun/Tanwin Amkaniyah/Tanwin Shorf.
Definisi Tanwin Tamkin/tamakkun/amkaniyah/shorf :
Adalah Tanwin yg menunjukkan atas suatu makna “bahwa Isim yg dapat menyandang tanwin ini disebut Isim Mutamakkin Amkan”.
Penjelasan Definisi Tanwin Tamkin/tamakkun/amkaniyah/shorf :- Suatu makna, dalam difinisi tsb artinya: tidak adanya kalimah Isim serupa dengan kalimah Huruf yg menjadikan Isim Mabni, atau tidak serupa dengan kalimah Fi’il yg menjadikan Isim tidak menerima Tanwin.
- Disebut Isim Mutamakkin Amkan, yakni kuatnya setatus keisimannya dikarenakan mencakupi pada dua tanda Isim “I’rob dan Tanwin”. Maka isim tersebut dinamakan “Mutamakkin” (berkedudukan) sebab menerima tanda-tanda i’rob, dan disebut “Amkan” (lebih kuat kedudukannya) sebab dapat bertanwin. dengan arti bahwa isim tersebut tidak menyerupai Fi’il yg mencegah tanwin, juga tidak menyerupai Huruf yg mencegah I’rab.
- Keluar dari definisi “Menunjukkan atas suatu Makna”, adalah berupa Tanwin Muqabalah dan Tanwin ‘Iwadh.
“Tanwin Muqabalah”
ada pada Jamak Mu’anntas Salim karena status tanwin ini dipasang
sebagai muqabalah/perbandingan saja dari NUN pada Jamak Mudzakkar Salim.
Tanwin Muqabalah ini bisa masuk pada Isim Munsharif, contoh:
هؤلاء بناتٌ فاهماتٌ
HAA’ULAAI BANAATUN FAAHIMAATUN = mereka anak-anak perempuan yg faham.
juga masuk pada isim Ghair Munsharif, contoh :
سعادات
SU’AADAATU = beberapa Su’ad (nama perempuan).
lafazh SU’AADAATU = boleh ditanwin menjadi
SU’AADAATUN karena mempertimbangkan pada asal bentuknya yaitu jama’
mu’annats salim dan disebut tanwin muqabalah bukan tanwin tamkin. juga
boleh tidak ditanwin dengan mempertimbangkan keadaannya yg sebagai “Isim
Alam dan Mu’annats” termasuk dari dua illat isim tidak munsharif.
“Tanwin Iwadh” bisa
masuk pada Isim-Isim Munsharif seperti “KULLUN” dan “BA’DHUN” juga bisa
masuk pada Isim Ghair Munsharif seperti : “DAWAA’IN” dan “LAYAALIN”
(akan dijelaskan pada bait-bait selanjutnya InsyaAllah).
2. Isim Mutamakkin Ghair Amkan:Isim Mutamakkin Ghair Amkan adalah bagian Isim Mu’rob yg kedua, yakni bagian Isim yg tidak dapat dimasuki oleh Tanwin atau disebut Isim Ghair Munsharif atau Isim yg tidak dapat menerima Tanwin. Disebut Mutamakkin karena dapat menerima tanda I’rob, dan disebut Ghair Amkan karena tidak bertanwin sebab serupa dengan Fi’il.
Telah disebutkan pada pelajaran lalu (Isim Tidak Munsharif) bahwa tanda Jarnya dengan Fathah, contoh dalam Ayat Al-Qur’an :
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا
WA
IDZAA HUYYIITUM BI TAHIYYATIN FA HAYYUU BI AHSANA MINHAA = Apabila kamu
diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya (QS. Annisa’ : 86)
Lafazh AHSANA = tanda jarnya dengan Fathah.
Kecuali jika mudhaf atau dimasuki AL, maka dijarkan dengan Kasrah, contoh dalam Ayat Al-Qur’an :
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
LAQOD
KHOLAQNAL-INSAANA FIY AHSANI TAQWIIM = sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS. At-Tiin :4)
Lafazh AHSANI = Jar dengan Kasroh sebab mudhaf pada lafazh TAQWIIM.
إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ
IDZAA
QIILA LAKUM TAFASSAHUU FIL-MAJAALISI FAFSAHUU YAFSAHILLAAHU LAKUM =
apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu (QS.
Al-Mujaadilah :11)
Lafazh AL-MAJAALISI = Jar dengan kasrah sebab dimasuki AL.
Para Nuhat telah merumuskan kaidah tentang tanda-tanda Isim Ghair
Munsharif dengan tanda yg nyata, dimana jika Isim Mu’rob didapati ada
tanda ini maka menunjukkan Isim tersebut adalah Ghair Munsharif, dan
jika tidak didpati tanda ini maka menunjukkan isim tersebut Munsharif.Para Nuhat menyebut tanda-tanda Isim Ghair Munsharif dengan sebutan “ILLAT” yakni bahwa isim yg tercegah kemunsharifannya dikarenakan mempunyai Dua Illat ataupun Satu Illat yg menempati maqom Dua Illat. Para Nuhat telah membahas masalah isim Ghair Munsharif ini dengan sangat panjang dengan pemikiran yg ekstra. InsyaAllah keterangannya akan dijelaskan pada keterangan bait selanjutnya secara terperinci. Aamiin.
Categories: Bait 649
Amkaniyah, Ghair Munsharif, Mutamakkin Amkan, Shorf, Tamakkun, Tanwin Iwadh, Tanwin Muqabalah, Tanwin Tamkin
Komentar (3)
Lacak Balik (1)
Tinggalkan Komentar
Lacak balik
-
10 April 2012 pada 19:26 | #1Kutipan|Sampai di sini, jika dibuat ebook baru mencapai 75 pages. Itupun melewatkan bait alfiyah ke sekian puluh lalu melompat ke duaratus sekian. Saya tidak mengerti maksud lompatan itu. Kelak ketika sempurna 1000 nadhom alfiyah, saya harap Anda bikin ebook-nya, Jika tidak bisa, insyaallah saya bisa bantu. Dan itu akan jadi karya cukup berarti, khususnya di dunia pesantren dan kaum muslimin umumnya. Well.., semangat terus
-
26 Mei 2012 pada 21:26 | #2Kutipan|fal ismu bi tanwini wal hop di urip waharpi hof di wa bila min wa alip
-
7 Mei 2013 pada 21:37 | #3Kutipan|sughoi…. sungguh bahagia orang yang berbagi ilmunya

Tinggalkan Balasan